Jumat, 09 Oktober 2009

Things I Love About You

Things I Love About You Your eyes
which first held me captivated
where I stood.

Your smile
to dazzle the sun
and warm every corner of my soul.

Your voice
like a sparkling mountain stream
which flows into my heart.

Your walk
and the way your gracefulness
takes my breath away.

Your hair
about which I dreamed
cascading into my face
as you leaned over me.

Your hands
whose caress I crave
to hold my face
in their tenderness.

Your arms
I long to have around my neck
as you pull me close
to your warmth.

Most of all
everything you are
changed the way I feel about my life.

I love you.

Walk With Me

Walk With Me
Walk with me, the path of life,
to explore every bend of the road
Enjoy with me the beauty of life,
along its wonderful way

Find comfort with me, in each other's arms,
when grief crosses our path
Find strength with me, in each other's strength,
when despair lies in wait

Laugh with me, a single true laugh,
to enlighten another's distress
Cry with me, a single true tear,
to understand true happiness

Cherish with me, the wonders of life,
as they need to be preserved
Rejoice with me, in the mysteries,
of what is yet to be

Find peace with me, in each other's souls,
when the world has gone insane
Find love with me, in each other's hearts,
until this life has been fulfilled

And when the path comes to an end
I hope we can say from within
We've known the beauty of true love,
our love came from within

A Friend's Love

A Friend's Love
No one really knows
What kind of bond we share
And even if I told them
They probably wouldn't care

You are very dear to me
I hope you know it's true
And now that you are sick
Tell me what that I should do?

While you've been gone
A part of me has been lost
It's like I've taken our friendship for granted
And now I'm paying the cost

I never knew how much you meant to me
Until you went away
The thought of you being really sick
Haunted me every day

I spent a few days at school alone
And my weekend was such a bore
A lot of my time was spent in my room
I think my mom's ready to break down the door

And now I make this vow to you
To keep until the end
I'll help you through the pain and tears
Until our rivers bend

So if you ever need someone
You know just who to call
I'll be here by the phone
To catch you if you fall

To Put It Simply, I Want You

To Put It Simply, I Want You
I want to be your companion
and walk hand in hand,
your strength enveloping mine.
Autumn leaves falling,
scuffing feet and laughter,
sharing nights, not finished by the dark.

I want to be your confidant
as you pen your deepest
thoughts, as your heartaches
bleed and finally break free.
Your dreams, I keep as if my own.
I want to smile as you smile
and giggle with you
at nothing at all.

I want to be your lover
and find the passions
that move you to action.
I want to be the softness
that induces you to trust.
I want to be the naughty
that makes you come back for more.
I want to please you.

I want to share your breakfast
and your dinner,
I want you in the shower
and in your bed and
with soft steps to bring you coffee
(I take mine black)
Your strong arms, the legs
that power your thrust,
your lips of pleasure,
these are the fuel of my desire

no it is no secret, my love,
and to put it very simply,
I want you.

Long Distance Love

Long Distance Love
When it hurts so bad,
why does it feel so good?
I wish this all made sense,
I wish I understood.
Not having you here with me is tearing me up inside,
but I can't stop thinking about you no matter how hard I try.

You know how I feel about you,
and I know I want to spend the rest of my life with you,
but it's so hard to do when I can't even be next to you.
Why does it gotta be so complicated?

Loving you feels so right,
but at the same time,
knowing I can't have you keeps me awake at night.
I just want this to be simple,
I just want you here with me,
to look into your eyes,
be held in your arms...then I'd truly be happy.

Right now this distance between us is out of our control,
but I'm still hoping one day soon,
I'll get what I'm wishing for.

Minggu, 13 September 2009

All about Facebook

Sep
12th

Facebook lebih cepat dengan Lite Facebook

Files under Facebook | Leave Comment

Facebook kini mengembangkan Teknologi Barunya yaitu Facebook Lite, namun sementara hanya tersedia di India dan Amerika Serikat, sebagian user di Indonesia mungkin bisa mencobanya di lite.facebook.com.

Versi Lite ini tampil lebih sederhana dan lebih cepat karena ada sebagian layanan yang dipangkas dari Facebook versi biasa. Tujuannya antara lain untuk membantu user di negara yang bandwidth internetnya terlalu lambat.

Seperti diberitakan sebelumnya, Facebook Lite memiliki beberapa kemiripan dengan situs mikro blogging yang sedang tenar, Twitter.

Facebook Lite tampaknya akan jadi situs yang lebih baik bagi pengguna baru atau bagi mereka yang merasa situs Facebook biasa terlalu ramai,” demikian review situs teknologi Cnet mengenai Facebook Lite. “Layoutnya mirip-mirip dengan Twitter.

Facebook Lite pun diprediksi bakal menuai kesuksesan dan disukai pengguna. Ini karena tampilannya yang cukup memikat dan penggunaan yang lebih mudah dari versi biasa.

Saya udah coba dan memang lebih cepat. Silahkan buktikan sendiri. (detikinet)

Aug
27th

Tips Facebook, Mengirim Lagu ke Dinding Facebook teman

Files under Facebook | 5 Comments

Kalau komentar atau menulis sesuatu di dinding/ wall teman sudah biasa kita lakukan, sekarang saya ingin membagi tips mengirim lagu ke dinding Facebook teman kita dan bisa langsung didengarkan oleh teman kita, tergantung koneksi saja lagi, kalau koneksinya lambat ya buffer sedikit, tapi kalau kencang ya langsung bisa didengarkan.

Ok berikut langkah-langkahnya

  • Masuk ke acount Facebook teman anda yang ingin anda kirim lagu
  • Cari lagu atau MP3 yang ingin kita kirim ke teman, cari saja di www.beemp3.com, www.emp3world.com atau di http://singiku.com
  • anda tinggal copy paste url yang ada ekstensi .mp3 nya ke dinding Facebook teman anda

mp3

  • Tampilannya nanti akan seperti ini

iwan

Selamat mencoba dan berkreasi sendiri :)

Jun
17th

Cara menyembunyikan update status FB

Files under Facebook | 11 Comments

Saya termasuk orang yang sering update status di Facebook dan tentunya teman-teman yang lain sama seperti saya. di Facebook sangat mudah menemukan kita termasuk pimpinan di kantor.

Tips Facebook kali ini membahas bagaimana cara menyembunyikan update status facebook dari seseorang yang tidak kita inginkan untuk membaca misalnya mantan pacar, temen kantor atau Bos di kantor. Mungkin maksudnya untuk jaga image atau ada sesuatu rahasia.

ok berikut langkah-langkahnya :

  • Buka Setting – Privacy Settings

fb setting

  • Kemudian klik Privacy atau langsung saja masuk ke https://register.facebook.com/privacy/?view=profile

facebook

  • Kemudian klik tombol drop down pada Status and Links dan pilih Customize
  • Setelah muncul form nya kemudian isi dibawah kolom Except These People, cari kontak teman atau boss anda, masukkan dan setiap anda update status di facebook maka orang tersebut tidak akan melihat status anda :)

facebook

Selamat mencoba Tips Facebook

Dukung Tukang Nggame di Kontes Tukang Nggame

Jun
13th

Tips Facebook, Merubah url Facebook dengan nama sendiri

Files under Facebook | 8 Comments

Tadi baca-baca di http://blog.facebook.com/ dan dapat info baru tentang Username untuk Profil Facebook kita.

sekarang Anda bisa mengganti dengan http://www.facebook.com/nama-Anda. Fitur ini mirip dengan yang ada di Friendster, namun perbedaannya di Facebook hanya diberi kesempatan sekali saja untuk memilih alamat dan tidak bisa diganti lagi.

facebook

Alamat Facebook bisa disetting di http://www.facebook.com/username mulai hari ini Sabtu, 13 Juni 2009 pukul 12:01 a.m. EDT atau jam 11.01 WIB (Kalau info di dalam beranda Facebook disebutkan jam 12.31).

Fitur ini cukup berguna karena memudahkan orang lain untuk menghapal alamat Facebook Anda. Selain itu alamat/nama Anda bisa terindek di Google dengan lebih baik.

Update sekarang udah bisa tuh, buruan set nama anda, kalau terlambat bisa diambil orang lain. saya sudah set silahkan kunjungi www.facebook.com/FahrulRozy

Jun
10th

Cara memasang Facebook Chat di Sidebar Firefox

Files under Facebook | 11 Comments

Facebook Chat adalah sebuah aplikasi yang memudahkan kita untuk chatting atau ngobrol dengan teman-teman Facebook tanpa harus membuka tab atau halaman facebook.com, kalau biasanya kita chat di toolbar bagian bawah, kini anda bisa chat di samping kanan disemua posisi halaman firefox yang anda buka.

Cara memasang Facebook Chat sangat mudah, berikut langkah-langkahnya :

  • Klik Bookmark di Tab Navigation paling atas kemudian pilih Organize Bookmark (kelola Bookmark)

bookmark

  • Kemudian New Bookmark dan isi

Name: Facebook Chat
Location: http://www.facebook.com/presence/popout.php
Check Load this bookmark in sidebar.

facebook chat

  • Klik View – Sidebar – Bookmark (CTRL + B)

facebook chat

Jun
1st

Cara melihat Foto Facebook bukan teman

Files under Facebook | 8 Comments

Tips Facebook kali ini adalah Cara Melihat atau Mengintip Foto Facebook – Pernahkan anda ingin melihat atau mengintip foto seseorang di facebook, namun orang tersebut belum menjadi teman anda? Apa yang terjadi, facebook tidak akan mengijinkan anda untuk melihat foto yang ada didalam acount facebook tersebut sebelum anda menjadikan dia sebagai teman.

Untuk melihat ataupun mengintip foto seseorang yang ada di facebook yang belum anda add menjadi teman dapat dilakukan dengan tips dan trik berikut ini:

1. Silahkan Login menggunakan acount anda di facebook.

2. Copy Paste Code yang ada dibawah ini ke Browser Anda

http://www.facebook.com/login.php?api_key=63b7a5b8175cf509044b63af282108b4&v=1.0&next=http%3A%2F%2Fphotostalker.viewprivatefacebookpictures.com%2F&canvas=1&_fb_q=1

3. Setelah anda kunjungi url yang ada pada kotak diatas, maka akan terlihat tampilan seperti dibawah ini
foto facebook

4. Klik “Allow” untuk setuju dengan ketentuan dan kebijakan yang dipersyaratkan

5. Akan muncul tampilan seperti gambar dibawah ini
foto facebook

6. Cari alamat Facebook yang hendak anda lihat atau intip fotonya, dan pastekan ID Facebook yang akan dilihat fotonya itu tepat pada kolom yang diwarnai merah yang terlihat pada gambar diatas. Selamat Mencoba… (karodalnet.blogspot).

May
27th

Indonesia Penyumbang Trafict Terbesar Facebook

Files under Facebook | 10 Comments

Hari gini siapa yang tidak kenal Facebook, mulai dari Artis, Presiden, Anggota DPR, Blogger sampai Program Reality Show pun membuat Facebook sebagai ajang komunikasi penggemar mereka.

Dalam waktu 1 minggu terakhir ini saja, Saya sempat menyaksikan beberapa stasiun televisi swasta di Indonesia mengangkat situs internet yang menyajikan layanan jejaring sosial Facebook sebagai tema dari beberapa acara yang ditayangkan di stasiun-stasiun tersebut, seperti Fatwa MUI Jawa Timur yang mengatakan penggunaan Facebook Haram.

Untuk diketahui jumlah user Facebook yang berasal dari Indonesia masuk dalam 5 besar setelah Amerika Serikat, Inggris Raya, Italia, Perancis. Bahkan Indonesia didaulat sebagai urutan pertama sebagai penyumbang traffic terbesar ke server Facebook.

facebook

facebook

Aku… Akan menunggumu…

Aku… Akan menunggumu…

Ingin ku segera memelukmu…

Membawamu tuk iringi langkahku…

Namun tak berhak aku…

Dan takkan kupaksakan itu…

Kau masih belum milikku…

Belum jadi kekasihku…

Dan ku belum jadi bagian hidupmu…

Belum jadi satu yang selalu mengisi hatimu…

Meski terasa lelah aku bertahan…

Aku akan terus menahan…

Segala kerinduan…

Dan hasrat yang tak terucapkan…

Kau bagai bulan…

Bersinar terangi gelap malam…

Terlihat oleh mataku tanpa penghalang…

Namun kau sulit tergapaikan…

Tapi aku pasti bertahan…

Karena kau tlah memberiku harapan…

Akan cintamu yang hampir mustahil tergapaikan…

Meski kutahu tak semudah itu tuk menggapaimu…

Karena yang inginkan kau bukan hanya aku…

Engkau putri raja yang didamba…

Banyak yang pangeran dan kesatria yang mencoba menggapaimu…

Sedangkan aku hanya prajurit tak bernama bagimu…

Ya… Aku memang prajurit tak bernama…

Tak sekuat kesatria…

Tak semenawan pangeran…

Hanya seorang pemimpi dengan sepenggal puisi saja…

Namun aku pasti menunggumu…

Menunggu jawaban dari cintaku…

Meski lelah aku…

Meski tipis harapanku…

Aku pasti kan menunggumu…

Maaf

Sayang…………………

Maaf jika untai kataku buraikan mimpi kita

Aku ingin jujur tentangnya

Seorang yang datang saat kau ada

Saat ku bermuka dua dan berbagi cinta

Aku tersadar

Sayang……………………

Ini bukan salahku dan salahmu

Kuhanya melanjut hidup yang tergaris didahiku

Hidup yang mengantarku padamu dan dia

Ia sungguh sederhana

Ia beri angin sayapku tuk mengepak tanpa minta dahan tuk balasan

Ia beri telinga saat kuingin berbagi tentang segala yang kulalui hari ini

Ia beri aku bicara yang bisa tenangkan badai samudra

Ia beri aku perlindungan hanya dengan sejumput senyuman

Semua ada saat kau berkubang dalam harimu yang perlahan membenam hadirku

Ya, aku tlah berkhianat padamu

Kubagi cinta yang dulu sepenuhnya mulikmu

Kini kuingin jujur padamu

Dia telah ambil tempat dihatiku dan mensemayamkan dirimu

Maaf……………….

Dalam damai aku membencimu

Dalam damai aku membencimu

untuk bait kata-katamu..aku memberimu pujian
kau melempariku dengan cemoohan..
aku diam

kemanapun kujumpai segara
disana kau mengejar bayanganku
meski kutahu pasti
kau tak akan pernah sampai
di tempatku
tapi aku tak akan pernah mencemoohmu
mulutmu lebih besar
daripada tabir di wajahmu

maaf jika aku terpaksa mencibir hatimu
yang kutahu menyimpan dengki
pada kedua sayap yang kumiliki

sayang satu hal yang kau tak tahu
buatku dan mereka yang kauludahi itu
kau hanya seorang wannabe
menelungkupkan ego
di duniamu bagai katak dalam tempurung
mencerca siapapun yang tak mampu terus memujimu

satu teguran untukku
di atas langit masih ada langit
kebencianmu tak bisa surutkan siapapun
dalam damai aku membencimu


http://www.puisi.org/2009/06/01/dalam-damai-aku-membencimu/

Jumat, 11 September 2009

malaikat surgaku

malaikat surgaku

ia yang dulu berbagi nafas denganku..
sampai sekarang tetap begitu..
ia yang dulu berbagi raga denganku..
sampai sekarang kita menyatu..
ia yang dulu berbagi lelah denganku..
ketika ini ia tak mau..
ia yang dulu berbagi nyawa denganku..
ketika ini ia tak ragu..

tiada yang seteduh laku pandangmu..
membuatku tahu ada yang mereka sebut nirwana..
hingga aku tak takut melangkah di dunia..

ku dengar saatku tertidur..
namaku kau sebut berulang kali hingga jatuh air matamu..
ku yakin kau berbincang dengan penciptamu..
sekali lagi ku yakin itu doa..
doa tulusmu padaku..

maaf aku hanya diam membatu..
tak banyak membantu dalam hidupmu..
malah nyenyak menyenderkan bahu..
tanpa tahu bagaimana kau selalu bersenandung lagu tidur untukku..
karena ku terlelap terlalu cepat..
hingga tersenyum pun tak sempat..

kini..
aku bukan seseorang yang pantas merengek lagi..
tidak seperti dulu aku yang tak mau tahu..
kau..
kau menangis saat rengekan pertamaku di dunia kau dengar..
tangis bahagia..
entah rengekan ku beberapa hari lalu..
tak sampai hati jika kau kini sendu..

aku kesal padamu..
kau membuat sesuatumu kekal..
sedang aku hanya orang tak tahu malu..
malu akan sesuatu yang tulus..
oia..
mungkin selama ini..
aku diam..
karena memang tak ada kata yang sepadan untuk mu..
kau..
kau..
adalah superior!!!
karena perasaan mu merobek bahasa..
tak kenal usia..

di atas semuanya..
aku hanya ingin berucap..

Rindu

Rindu

Rindu

Aku rindu usiaku yang telah lalu
Saat renta melapuk rasa termakan waktu
Kuingat saya kubisa hanya sederhana
Mainkan puting susu ibu
Dan lari ke bekapan ayah
Tenang….sunyi…..damai….

Kini tak lagi sama

Semua mau ku sempurna
Saat ku tak mampu semua lalu dan mencibir
Kurasa dewasa dalam kesendirian
Tempat mengadu hanya kelam surya menuju peraduan
Tenang…sunyi…damai…..

Dunia kenapa cepat berubah
Inginku kembali ke masa itu dan berakhir hanya dimasa itu
Jikalau mampu,,,,

Selasa, 08 September 2009

Punk Rock Jalanan

Punk Rock Jalanan

G Bm C D G
sungguhku menyesal telah mengenal dia
G Bm C D G
dan aku kecewa karna menyayanginya
G Bm C D G
dan aku tak akan mengulang kedua kalinya...

reff:
G D Em Bm
kusimpan rindu dihati gelisah tak menentu
C G D
berawal dari,kita bertemu kau akan kujaga
G D Em Bm
kuingin engkau mengerti betapa kau aku cinta
C G D
hanya padamu aku bersumpah kau akan kujaga sampai mati
G D Em Bm
kuingin tau siapa namamu dan kuingin tau dimana rumahmu
C G D
walau sampai akhir hayat ini...
G D Em Bm
jalan hidup kita berbeda aku hanyalah punk rock jalanan
C G D
yang tak punya harta berlimpah untuk dirimu sayang...

*
G D Em Bm
kutunggu kau kutunggu kunanti kau kunanti
C G D
walau sampai akhir hayat ini (2x)


G D Em Bm
kukira kau setia padaku ternyata kau menduakanku
C G D
diriku akhirnya tak menduga...
G D Em Bm
kukesal kini kualami perjalanan cinta selama dulu
C D G
kukira kau bosan padaku...
C D G
ternyata kau menduakanku..


G Bm C D G
dulu kau berjanji akan sehidup semati(itu gombal!!)
G Bm C D G
dan aku kecewa karna menyayanginya
G Bm C D G
dan aku tak akan mengulang kedua kalinya

Back to reff
Back to *


http://de-kill.blogspot.com/2009/05/lirik-chord-lagu-punk-rock-jalanan.html

Minggu, 06 September 2009

Love Is ...



Love is the greatest feeling,
Love is like a play,
Love is what I feel for you,
Each and every day,
Love is like a smile,
Love is like a song,
Love is a great emotion,
That keeps us going strong,
I love you with my heart,
My body and my soul,
I love the way I keep loving,
Like a love I can't control,
So remember when your eyes meet mine,
I love you with all my heart,
And I have poured my entire soul into you,
Right from the very start.

Jumat, 04 September 2009

Teknologi Ikan : Pembangkit Listrik Tenaga Air Arus Rendah (Low Water-Current Power Generator)


(http://www.vortexhydroenergy.com/)

Arus pergerakan air sungai dan laut yang pelan bisa dilaporkan bisa menjadi sumber energi alternatif baru yang terjangkau dan dapat dihandalkan. Seorang insinyur dari Universitas Michigan telah membuat sebuah mesin yang bekerja selayaknya seekor ikan yang mampu mengubah getaran destruktif dari aliran fluida menjadi tenaga listrik.

Mesin tersebut dinamakan VIVACE (Vortex Induced Vibrations for Aquatic Clean Energy).

VIVACE merupakan alat yang bisa memproduksi energi dari arus air di seluruh dunia karena alat tersebut bekerja pada arus air yang mengalir dengan kecepatan kurang dari 2 knot (2 mil per jam). Hampir semua arus air di bumi berkecepatan kurang dari 3 knot. Turbin dan kincir air membutuhkan kecepatan air minimal 5-6 knot untuk bisa beroperasi dengan efisien.


(http://www.vortexhydroenergy.com/)

Mesin VIVACE ini tidak tergantung pada gelombang, pasang-surut air, turbin ataupun bendungan. Dia adalah suatu sistem hidrokinetik yang sangat unik, yang mengandalkan "getaran-getaran yang diinduksi pusaran (vortex induced vibrations)".

Getaran-getaran yang diinduksi pusaran ini merupakan getaran yang dihasilkan apabila sebuah benda berbentuk bulat atau melengkung dimasukkan dalam fluida yang bergerak, yang bisa berupa air atupun udara. Adanya benda tersebut akan menimbulkan pusaran dengan kecepatan sebesar aliran fluida tersebut. Akhirnya akan terbentuk arus edy, atau pusaran, pada bagian belakang benda tersebut. Pusaran ini ternyata menggerakkan benda, mendorong dan menarik ke arah kiri-kanan atau atas-bawah, tegak lurus dengan arah arus.


Vibrasi serupa telah merobohkan jembatan Tacoma Narrows di Washington pada tahun 1940 dan tower pendingin pada pembangkit listrik Ferrybridge di England pada tahun 1965. Pada air, vibrasi seperti ini sering merusak dermaga, kilang minyak dan bangunan-bangunan pesisir.

"Selama 25 tahun terakhir, para insinyur - termasuk saya - telah mencoba untuk mengurangi vibrasi yang diinduksi pusaran ini. Namun, sekarang di Michigan kami melakukan hal sebaliknya. Kami memacu vibrasi dan menuai kekuatan destruktifnya yang kuat," kata pengembang VIVACE Michael Bernitsas, seorang profesor di Departemen U-M Teknik Kelautan dan Arsitektur Angkatan Laut.

Ikan telah lama diketahui memiliki kemampuan untuk memanfaatkan pusaran air yang menginduksi vibrasi ini dengan baik.

"VIVACE ini meniru teknologi ikan tersebut," kata Bernitsas. "Ikan meliukkan badannya untuk meluncur di antara pusaran-pusaran yang berada didepan badannya. Kekuatan otot mereka sendiri tidak akan mampu melontarkan badan mereka di air dengan kecepatan tersebut oleh karenanya mereka berenang pada alur ikan yang lain."

Meskipun mesin Bernitsas ini tidak mirip ikan, dia mengatakan suatu saat nanti akan menyerupainya. Prototip mesinnya saat ini di lab-nya hanya berupa satu silinder yang terhubung dengan pegas. Silinder tersebut berposisi horisontal melintang aliran air dalam sebuah tangki seukuran trailer. Air dalam tangki tersebut mengalir dengan kecepatan 1,5 knot.

Cara kerja VIVACE adalah sebagai berikut :

Adanya silinder dalam aliran air akan menyebabkan pusaran pada bagian atas dan bawah silinder. Pusaran-pusaran tersebut akan mendorong dan menarik silinder pasif tersebut ke atas dan ke bawah pada pegasnya, yang akan menimbulkan energi mekanik. Kemudian, mesin mengubah energi mekanik tersebut menjadi listrik.

Cukup beberapa silinder saja sudah mencukupi untuk menyuplai kapal yang sedang berhenti, atau mercusuar, kata Bernitsas. Silinder-silinder ini dapat disusun berderet. Dia juga mengatakan mesinnya bisa mencukupi untuk 100.000 rumah.

Oleh karena osilasi pada VIVACE ini lambat, diteorikan bahwa sistem tersebut tidak akan membahayakan kehidupan air, sebagaimana bendungan dan turbin mampu merusak.

Bernitsas mengatakan energi VIVACE akan bernilai 5,5 sen per kilowatt jam. Energi angin bernilai 6,9 sen per kilowatt jam, 4,6 sen untuk tenaga nuklir dan 16-48 sen untuk tenaga surya (tergantung tempat).

Bernitsas mengatakan, bila kita mampu mendulang 0,1% energi samudera saja, kiata akan mampu mencukupi 15 milyar orang.

Akhir-akhir ini banyak ilmuwan telah melakukan bermacam penelitian yang akhirnya menemukan sebuah alat yang mampu menciptakan tenaga listrik dari sungai Detroit. Mereka telah bekerja selama 18 bulan untuk membuat pilot projeknya.


Sistem jaringan listrik nirkabel

gb.1Dalam sebuah konferensi hi-tech di TED Global Conference, Oxford beberapa waktu lalu, diperkenalkan sebuah sistem jaringan listrik yang tidak menggunakan kabel (wireless).

Sistem ini mempergunakan teknik fisika yang cukup sederhana yang mampu menyuplai tenaga ke beberapa perangkat elektronik.

Pada konferensi tersebut, pemateri menunjukkan telepon seluler dan televisi yang ditenagai oleh listrik secara wireless. Dia mengatakan bahwa sistem tersebut bisa menggantikan ribuan mil kabel dan baterai yang mahal. "Hampir 40 juta baterai diproduksi tiap tahun", katanya. Milyaran dolar juga telah dihabiskan untuk membangun infrastruktur jaringan kabel untuk menyalurkan energi listrik, lanjutnya.

Ilmuwan tersebut mencontohkan dengan memakai ponsel Google G1 dan iphone Apple yang ditenagai dengan sistem tersebut. Selain ponsel, dia juga menampilkan televisi yang memakai sistem kelistrikan wireless ini.

"Bayangkan, anda bisa menaruh televisi ini menggantung di dinding rumah anda tanpa perlu mencari stop kontak," ujarnya.

Bagaimanakah sebenarnya jaringan listrik wireless tersebut?


gb.2

Sistem jaringan listrik wireless berdasarkan pada teori yang awalnya dikemukakan oleh ahli fisika Marin Soljacic dari MIT (Massachusetts Institute of Technology). Konsep utama yang dipakai adalah konsep resonansi, dimana transfer energi berlangsung lebih efisien.

Ketika dua benda mempunyai frekuensi resonan yang sama, akan terjadi transfer energi dengan kuat tanpa mempengaruhi benda-benda lain di sekitarnya. Sebagaimana halnya resonansi bisa memecahkan gelas saat seorang penyanyi melengking pada frekuensi yang tepat sama dengan frekuensi getar gelas.

Sistem jaringan listrik wireless menggunakan 2 kumparan (salah satu pada jaringan listrik utama, dan yang lain pada perangkat elektronik). Frekuensi yang dipakai merupakan frekuensi rendah. Masing-masing kumparan dibuat sedemikian hingga mempunyai frekuensi resonan yang sama. Ketika kumparan utama dihubungkan dengan power suply, medan elektromagnetik yang dihasilkan akan berresonansi dengan kumparan kedua, sehingga terjadi aliran energi listrik. Listrik pada kumparan kedua merupakan GGL (gaya gerak listrik) induksi.

Perangkat elektronik yang memakai sistem ini akan langsung ter-charge manakala berada dalam area jangkauan medan magnetik kumparan pertama.

Aspek keamanan

Menurut ilmuwan yang mengenalkan sistem tersebut, sistem ini cukup aman karena transfer energi dilakukan melalui gelombang elektromagnetik. "Manusia dan objek-objek disekitar kita adalah benda-benda non-magnetik.", ujarnya.

gb.3Pada kesempatan lain, sistem penghantaran listrik wireless ini juga diterapkan pada sistem lampu penerangan. Perusahaan Intel di San Francisco berhasil membuat rangkaian wireless lampu bohlam 60 watt yang bisa menyala pada jarak 3 kaki (36 cm) dari kumparan utama. Rangkaian ini cukup efisien, hanya kehilangan 1/4 energi mula-mula.

Pada jarak yang lebih jauh (kira-kira 7 kaki atau 84 cm) tingkat efisiensinya berkisar 40-45 %.

Pihak Intel menamakan sistem ini dengan WREL (Wireless Resonant Energy Link) sedangkan pihak MIT menamakan witricity (singkatan wireless dan electricity)

Kamis, 03 September 2009

When I'm with you

When I'm with you,
eternity is a step away,
my love continues to grow,
with each passing day.

This treasure of love,
I cherish within my soul,
how much I love you...
you'll never really know.

You bring a joy to my heart,
I've never felt before,
with each touch of your hand,
I love you more and more.

Whenever we say goodbye,
whenever we part,
know I hold you dearly,
deep inside my heart.

So these seven words,
I pray you hold true,
"Forever And Always,
I Will Love You."

I Will Love You Forever

love you so deeply,
I love you so much,
I love the sound of your voice
And the way that we touch.
I love your warm smile
And your kind, thoughtful way,
The joy that you bring
To my life every day.
I love you today
As I have from the start,
And I'll love you forever
With all of my heart.

Love Is ...

Love is the greatest feeling,
Love is like a play,
Love is what I feel for you,
Each and every day,
Love is like a smile,
Love is like a song,
Love is a great emotion,
That keeps us going strong,
I love you with my heart,
My body and my soul,
I love the way I keep loving,
Like a love I can't control,
So remember when your eyes meet mine,
I love you with all my heart,
And I have poured my entire soul into you,
Right from the very start.

Never Have I Fallen

Your lips speak soft sweetness
Your touch a cool caress
I am lost in your magic
My heart beats within your chest

I think of you each morning
And dream of you each night
I think of your arms being around me
And cannot express my delight

Never have I fallen
But I am quickly on my way
You hold a heart in your hands
That has never before been given away

Rabu, 02 September 2009

Transisi Masyarakat Informasi Indonesia

Transisi Masyarakat Informasi Indonesia

By ; Fery Cahyadien Syifa

ferysyifa@netscape.net

Suatu Pemikiran Awal

Konsep masyarakat informasi muncul pada tahun 1970-an dan sampai kini masih terus diperdebatkan. Perdebatan konsep masyarakat informasi ini melibatkan ilmuwan terkemuka dari berbagai bidang yang berbeda. Mereka mencoba untuk membahas konsep masyarakat informasi dari sudut pandang masing-masing. Mereka antara lain adalah Daniel Bell (1973), Stoiner (1983), Fritz Machlup (1983), Masuda (1990) dan Wiliam Martin (1995). Mereka membahas masyarakat informasi berdasarkan perkembangan yang mereka lihat dari sudut pandang masing-masing, tentang apa yang terjadi di masyarakat berhubungan dengan informasi, tentang bagaimana orang memperlakukan informasi, tentang penghargaan orang tentang informasi, dan sebagainya. Pandangan mereka tentu saja berbeda, dan bahkan mereka belum dapat memperoleh kesepakatan tentang definisi masyarakat informasi.

Untuk keperluan tulisan ini, definisi masyarakat informasi yang dipakai adalah definisi yang ditulis oleh Wiliam Martin. Menurut Martin, masyarakat informasi adalah suatu masyarakat dimana kualitas hidup, dan juga prospek untuk perubahan sosial dan pembangunan ekonomi, tergantung pada peningkatan informasi dan pemanfaatannya. Dalam masyarakat seperti ini, standar hidup, pola-pola kerja dan kesenangan, sistem pendidikan dan pemasaran barang-barang sangat dipengaruhi oleh akumulasi peningkatan informasi dan pengetahuan. Hal ini dibuktikan dengan meningakatnyan intensitas produksi informasi dan pelayanan, komunikasi yang luas melalui media dan banyak diantaranya dilakukan secara elektronis.

Definisi ini sangat luas dan mencerminkan bahwa dalam masyarakat, informasi menjadi sangat penting dan menjadi komoditas yang pantas dimiliki. Individu dalam masyarakat informasi berlomba-lomba mendapatkan informasi. Pertanyaan penting kita adalah apakah sekarang kita menjadi bagian dari masyarakat informasi itu. Kalau kita menjadi bagian dari masyarakat informasi kita sekarang berada pada tahap mana: masih primitif, maju, atau super maju dalam memperoleh informasi. Jawaban atas pertanyaan ini tentu saja sangat beragam sebagaimana beragamnnya definisi masyarakat informasi yang belum disepakati itu.

Daniel Bell mengatakan sekarang umat manusia sudah mencapai masyarakat informasi atau postindustrial society, istilah yang digunakan Bell. Bell membagi masyarakat menjadi masyarakat agraris, industri, dan postindustri. Karakteristik masyarakat postindustri adalah perubahan dari produksi barang-barang ke produksi industri jasa, penyusunan pengetahuan secara teori, dengan pengetahuan dan inovasi pelayanan sebagai strategi dan sumber tranformasi dalam masyarakat.

Menurut Masuda jawaban atas pertanyaan kapan masyarakat informasi direalisasikan adalah melalui evolusi perkembangan teknologi komputer. Bagi Masuda komputer merupakan alat (tools) utama dalam masyarakat informasi. Menurutnya, ada empat tahap perkembangan dan dampak penggunaan komputer yang sangat mempengaruhi perkembangan masyarakat. Tahap pertama adalah pemakaian komputer atau komputerisasi pada ilmu-ilmu besar baik skala nasional maupun proyek. Komputerisasi manajemen merupakan tahap kedua dari evolusi ini dimana manajemen sistem informasi berperan sangat penting. Tahap ketiga adalah society-based computerization dimana lembaga-lembaga masyarakat memanfaatkan komputer secara maksimal dalam organisasi kemasyarakatan. Setelah itu, orang (individu) dari kamar masing-masing dapat menggunakan komputer dengan aplikasi pada berbagai segi kehidupan. Bila masyarakat sudah demikian maka masyarakat tersebut sudah mencapai tahap terakhir, yaitu tahap individual-based computerization.

Ada tiga komponen yang menjadi faktor pendorong terjadi masyarakat informasi, yaitu dinimika informasi dan komunikasi, perkembangan dalam teknologi komputer, dan perkembangan dalam teknologi komunikasi . Komputer telah menjadi ciri khas perkembangan masyarakat negara industri. Secara implisit masyarakat informasi memang ditandai oleh penggunaan produk komputer dan media elektronik lain serta media audio visual. Namun, agaknya pengertian semacam ini tersebut terlalu sempit, sehingga konsep ini secara fundamental terus mengalami perubahan demi kejelasan definisi tersebut.

Alat-alat yang sudah kita gunakan dalam kehidupan kita sehari-hari seperti telepon, televisi dan komputer, merupakan temuan dalam dekade terakhir dan telah ditransformasikan secara nyata dalam kehidupan dan pekerjaan kita. Transformasi itu terjadi dalam waktu yang relatif pendek dalam berbagai aspek manajemen perkantoran, telekomunikasi dan berbagai bentuk penyiaran TV. Transformasi ini akan terus berlanjut dengan asumsi bahwa adanya perubahan yang cepat di masa yang akan datang sebenarnya telah dengan cepat juga di mulai pada masa lampau. Pengalaman dan cerita sejarah telah mengisyaratkan bahwa sesuatu telah mengalami peningkatan.

Baik Bell maupun Masuda mengakui adanya tahap-tahap menuju masyarakat informasi dengan latar belakang pemahaman negara industri dimana komputer merupakan lokomotif revolusi informasi. Namun, komputer sebenarnya hanya tools atau alat menuju masyarakat informasi. Komputer menyebabkan laju revolusi informasi semakin cepat. Lalu, bagaimanakah tahap-tahap menuju masyarakat informasi di negara-negara dimana komputer hanya merupakan barang import yang mahal dan dimiliki segelintir warga negara. Hampir semua negara berkembang mengalami kondisi seperti ini.

Perkembangan teknologi informasi (TI) global yang dimotori muculnya teknologi komputer dan komunikasi menyebabkan arus informasi dari negara industri ke negara berkembang berlangsung cepat. Masyarakat negara berkembang belum mampu membendung arus yang sangat besar ini sehingga 'suka tidak suka' komputer harus dimiliki. Tren "kepemilikan" komputer merajalela. Masyarakat yang memiliki uang mulai membeli komputer meski belum tahu apa manfaatnya bagi mereka. Pemilikan komputer menjadi simbol warga global meski tingkat pemakainnya sangat terbatas dan kurang maksimal.

Menghadapi kondisi seperti ini negara berkembang termasuk Indonesia menjadi gagap: gagap informasi, gagap komputer, dan gagap komunikasi. Tiba-tiba saja kantor-kantor berhadapan dengan komputer dan terpaksa kita harus menggunakannya karena kalau tidak menggunakan dapat dikatakan primitif. Karena gagap, kita tidak tahu pada tahap mana posisi masyarakat (informasi) Indonesia sekarang. Walaupun demikian, sebagian orang mengatakan bahwa saat ini Indonesia telah memasuki masyarakat informasi dan menjadi bagian masyarakat informasi global. Kalau kita setuju dengan pengakuan sebagaian orang tersebut, apakah kita sudah melakukan hal-hal yang menjadi ciri khas masyarakat informasi? Bagaimana tahapan masyarakat informasi Indonesia? Apa saja ciri khas masyarakat informasi Indonesia?

Transisi Masyarakat Informasi Indonesia

Transisi merupakan kata yang tepat bagi negara berkembang seperti Indonesia. Salah satu alasan berada pada masa transisi adalah mobilitas. Mobilitas manusia yang pergi ke negara bermasyarakat informasi dan kembali ke Indonesia dengan membawa situasi masyarakat informasinya. Mobilitas kapital yang membawa modal dari negara maju ke Indonesia sehingga kita harus menggunakan situasi masyarakat informasi pemilik modal terutama penggunaan komputer dan fasilitas komunikasi. Mobilitas ilmu pengetahuan yang membawa penemuan ilmu pengetahuan baru dari negara maju ke Indonesia sehingga kita dapat dengan mudah menerapkannya.

Indonesia, misalnya, tidak perlu menunggu waktu yang lama untuk menurunkan jumlah penduduk karena kita mengadopsi teknologi alat kontrasepsi dari negara maju. Bayangkan kalau kita tidak mengadopsi teknologi kontrasepsi tersebut, bagaimana mungkin program Keluarga Berencana dapat berhasil gemilang. Kalau kita menunggu penemuan teknologi sendiri untuk membuat alat untuk menjarangkan kelahiran mungkin kita tidak bisa mengontrol pertumbuhan penduduk. Bagaimana kita dapat dengan cepat mengatasi suatu penyakit (menular) kalau tidak ada teknologi pembuat obat untuk melawannya dari negara lain yang sudah tinggi ilmunya. Kita dapat mengatasinya karena terimbas kemajuan manusia lain di dunia ini. Semua itu mungkin karena ada arus informasi yang tak tertahankan tadi.

Pemakain kata transisi di sini juga berarti bahwa kita bukanlah determinan suatu masyarakat global. Masyarakat informasi yang mucul di Indonesia hanyalah impas atau dampak dari trend setter negara bermasyarakat informasi. Transisi yang dialami Indonesia pun belum bisa ditetapkan dengan tepat baik bentuk maupun macam transisinya. Karena itu, diperlukan suatu pemikiran untuk menyusun pentahapan dari transisi tersebut.

Tahap-tahap transisi masyarakat informasi Indonesia

Uraian berikut ini mencoba mereka-reka karakteristik dari transisi tersebut yang diadopsi dari transisi demografi yang ditulis Zelinski (1971) dengan aplikasi untuk transisi demografi di Indonesia oleh Ananta (1995). Tentu saja, pentahapan dan karakteristik yang ditampilkan hanya berupa pemikiran awal seperti disampikan penulis dalam judul tulisan ini. Ide transisi masyarakat informasi ini sungguh, sangat, amat terbuka untuk didiskusikan dalam wacana tulisan yang (maunya) ditampilkan dalam bentuk tulisan juga.

Sekurang-kurangnya ada lima determinan atau faktor penentu pembentuk masyarakat informasi. Pertama, kemajuan dalam pendidikan. Dengan pendidikan (baca: belajar) orang bisa baca tulis, menghitung, dan menguasai pengetahuan. Kedua, perubahan karakteristik pola kerja. Evolusi pola kerja membuat orang mencari informasi atau pengetahuan tentang cara-cara paling efisien, efektif, praktis, dan mudah melakukan suatu pekerjaan. Ketiga, perubahan dalam menyebarkan pengetahuan dari cara primitif dari mulut ke mulut sampai penggunaan alat super canggih. Keempat, perubahan dalam cara-cara orang mencari pengetahuan. Terdorong oleh rasa ingin tahu yang besar dari orang-orang atau individu-individu terhadap suatu pengetahuan yang baru menyebabkan evolusi sampai revolusi dalam cara-cara orang mencari pengetahuan. Kelima, kemajuan dalam penciptaan alat-alat (tools) untuk menyebarkan dan mengakses pengetahuan baru. Perubahan dalam kelima determinan ini menyebabkan karakteristik yang berbeda pada tahap-tahap transisi masyarakat informasi.

Dari lima determinan tersebut, penulis membuat tujuh bentuk transisi masyarakat informasi di Indonesia, yaitu (1) masyarakat pratransisi (pre transitional society); (2) masyarakat transisi awal (early transitional society); (3) masyarakat transisi menengah (intermediate transitional society); (4) masyarakat transisi akhir (late transitional society); (5) masyarakat mulai maju (early advanced society); (6) masyarakat maju lanjut (late advanced society); dan (7) masyarakat super maju (super advanced society). Evolusi lima determinan pada tujuh tahap transisi masyarakat informasi Indonesia diuraikan berikut ini.

Masyarakat pratransisi informasi (pre transitional society).

Pada tahap ini masyarakat belum menikmati pendidikan dan pendirian pendidikan belum ada. Pola kerja sebagian orang juga masih mengandalkan kekuatan fisik. Dengan pendidikan dan pola kerja seperti itu, hampir tidak ada upaya untuk menyebarkan pengetahuan meskipun pada sebagaian kecil orang ada niat untuk melakukan hal tersebut. Akibatnya, upaya untuk mencari pengetahuan baru pun sangat rendah dan bahkan hampir tidak ada. Hal itu terjadi karena alat (tools) untuk menyimpan dan menyebarluaskan informasi belum ada.

Masyarakat transisi awal (early transitional society).

Pada tahap ini pendidikan formal sudah ada meski partisipasi masyarakat masih rendah karena masyarakat masih menganggap bahwa pendidikan belum penting dalam hidupnya. Jumlah masyarakat yang bisa baca dan tulis masih sangat rendah. Pada pola kerja masyarakat, terjadi peningkatan dari tahap sebelumnya dimana meski sebagian besar pekerjaan masih mengadalkan kekuatan fisik, tapi pekerja sudah mulai berpikir tentang bagaimana mengerjakan pekerjaannya secara efektif dan efisien. Pekerja sudah mulai berpikir makna kerja bagi hidupnya karena ada kemajuan dalam pikirannya tentang bekerja. Upaya untuk menyebarkan pengetahuan pada tahap ini sudah ada dan dilakukan secara lisan dari mulut ke mulut. Dengan adanya perkembangan ini maka niat dan upaya untuk mencari pengetahuan pun sudah mulai muncul dengan bertanya kepada orang yang dipercaya memiliki pengetahuan. Berbagai alat untuk menyebarkan pengetahuan sudah mulai muncul yaitu melalui batu yang merupakan evolusi dari alat daun dan pohon pada jaman sebelum pendidikan diformalkan. Namun, karena Indonesia berhubungan dengan negara luar maka alat mesin ketik sudah mulai diimpor dan mulai digunakan oleh sebagian kecil mesyarakat.

Masyarakat transisi menengah (intermediate transitional society).

Pada tahap ini masyarakat sudah mulai percaya bahwa pendidikan (formal) sangat penting, supaya anak-anak mereka bisa membaca, menulis, dan berhitung. Rasio masuk sekolah atau School Enrollment Ratio (SER) pendidikan dasar (Sekolah Dasar-SD) sudah mulai meningkat yang disertai dengan meningkatnya jumlah orang yang bisa membaca dan menulis. Pada tahap ini, pola kerja yang mengandalkan pikiran mulai meningkat dan para pekerja mulai mencari cara-cara yang efisien untuk menyelesaikan pekerjaan dengan cepat. Upaya untuk menyebarluaskan pengetahuan meningkat dan masyarakat mulai mencari cara-cara efisien agar pengetahuan dapat disebarkan secara luas. Pemanfaatan media tulisan untuk menyebarkan pengetahuan mulai dirintis pada tahap ini. Karena ada upaya penyebaran pengetahuan melalui media tulisan maka pola pencarian pengetahuan masyarakat mengandalkan pada kekuatan membaca. Siapa yang bisa membaca dengan cepat maka dia dengan cepat memperoleh pengetahuan. Hal ini terjadi karena pengaruh impor mesin tik pada tahap sebelumnya sehingga pada tahap ini sebagian besar penyebaran pengetahuan menggunakan alat mesin tik itu. Namun, karena mesin tik dinilai mempunyai kelemahan dalam penyimpanan pengetahuan maka masyarakat mulai mengimpor dan menggunakan alat komputer, meski dengan kemampuan software yang masih rendah (hanya untuk menulis, World Stars). Upaya untuk mengimpor alat komunikasi mulai dirintis pada tahap ini.

Masyarakat transisi akhir (late transitional society).


Pada tahap ini SER pendidikan dasar sudah tinggi dan SER pendidikan menengah sudah mulai meningkat. Sebagian besar masyarakat sudah bisa membaca dan menulis. Pola kerja masyarakat yang bekerja sudah mulai mencari alat untuk membantu penyelesaian pekerjaan dengan cepat dan mudah. Sebagian besar pengetahaun disebarkan melalui media tulisan dalam bentuk monograf atau buku dan sudah ada tempat khusus untuk menyimpan pengetahuan tertulis atau buku tersebut. Pada tahap ini sebagian besar pencarian pengetahuan melalui kegiatan membaca dan karena sudah ada tempat khusus untuk menyimpan dan meminjamkan buku yang berisi pengetahuan tertulis itu maka orang yang ingin mencari pengetahuan akan pergi ke tempat-tempat penyimpanan pengetahuan tersebut. Pemakaian teknologi komunikasi untuk mencari pengetahuan sudah mulai dirintis pada tahap ini. Karena besarnya volume impor alat komputer pada tahap sebelumnya dan volumen impornya meningkat pada tahap ini maka hampir separuh masyarakat terutama di perkotaan menggunakan komputer berkemampuan (software) rendah dan mulai mengimpor komputer berkemampuan menengah untuk sebagian kecil masyarakat di perkotaan. Sementara impor alat telekomunikasi meningkat pesat pada tahap ini.

Masyarakat mulai maju (early advanced society).

Pada tahap ini sebagian besar anak umur sekolah dasar (7-12 tahun) sudah mengenyam pendidikan dasar. SER pendidikan menengah sudah tinggi dan sudah mulai ada peningkatan SER pendidikan tinggi. Dalam pola kerja, hampir separuh pekerjaan sudah dibantu dengan alat baik yang diciptakan sendiri maupun melalui impor dari negara lain. Sementara perkembangan alat atau media untuk menyebarkan pengetahuan meningkat baik melalui tulisan maupun alat pandang dengar (audio visual) yang merupakan evolusi dari penyebaran secara lisan. Perkembangan media untuk menyimpan pengetahuan pun mengalami peningkatan sehingga orang semakin mudah untuk mencari pengetahuan. Karena sudah mulai mengimpor teknologi audio visual maka pencarian pengetahuan melalui audio visual pun mulai dilakukan seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi yang meningkat cepat. Pada tahap ini sebagian besar masyarakat di perkotaan sudah memakai komputer dengan kemampuan software menengah dan sudah mulai mengimpor dan menggunakan komputer dengan kemampuan software tinggi. Pada masyarakat di perkotaan pemakaian alat-alat telekomunikasi (fax/telepon) sudah menjadi kebutuhan primer.

Masyarakat maju lanjut (late advanced society).

Pada tahap ini sebagian besar anak usia sekolah dasar dan menengah sudah tamat dan SER PT sudah tinggi. Sebagian masyarakat yang sudah menamatkan pendidikan mulai menekuni bidang-bidang pendidikan keilmuan khusus atau spesialisasi. Tahap ini juga ditandai dengan banyaknya pekerjaan dibantu alat dan mulai melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan pelayanan (service) yang mengandalkan pikiran. Hampir separuh upaya penyebaran pengetahuan dibantu media tulisan dan audio visual yang menggunakan teknologi tinggi dalam lingkup negara. Hal ini mengakibatkan pada akses pengetahuan yang dapat dilakukan dengan mudah dan menggunakan teknologi tinggi. Perkembangan ini seiring dengan kemajuan pata alat teknologi informasi dan komunikasi semakin canggih baik hardware maupun softwarenya dengan tingkat distribusi yang tinggi dalam lingkup regional.

Masyarakat super maju (super advanced society).

Pada tahap ini pendidikan sudah menjadi kebutuhan utama masyarakat baik memasuki pendidikan formal (SD sampai PT) maupun pendidikan non formal. Moto pendidikan seumur hidup atau pendidikan untuk semua menjadi semangat masyarakat untuk belajar. Untuk masyarakat perkotaan, selain memiliki bidang spesialisasi juga mempelajari hal-hal di luar spesialisasinya demi kepuasan kebutuhan akan pengetahuan. Dampak dari pendidikan semacam ini adalah pekerjaan yang berhubungan dengan pelayanan (service) sangat dominan dengan otak atau pikiran sebagai andalan utama. Ciri lain tahap ini adalah sebagian besar upaya penyebaran pengetahuan dibantu media berteknologi super maju tanpa batas wilayah dalam lingkup global. Hampir semua masyarakat di perkotaan sudah mencari pengetahuan melalui teknologi komunikasi yang super maju dan bahkan tidak perlu ke pusat penyimpanan pengetahuan karena dengan bantuan teknologi informasi dan komunikasi dapat diakses dari kamar masing-masing. Hal ini terjadi karena perkembangan alat teknologi informasi dan komunikasi semakin canggih baik hardware maupun software dengan tingkat distribusi yang tinggi dalam lingkup global tanpa batas negara.

Bibliografi

  1. Zelinsky. 1971. "The Hypothesis of the Mobility Transition." Geographical Review, Vol. 61
  2. Ananta, Aris (ed.). 1995. Transisi Demografi, Transisi Pendidikan, dan Transisi Kesehatan di Indonesia. Jakarta: Kantor Menteri Negara Kependudukan/BKKBN
  3. Masuda, Yoneji. 1990. Managing in the Information Society. Oxford: Basil Blackwell
  4. Stoiner, Tom. 1983. The Wealth of Information. London: Thames Methuen
  5. Bell, Daniel. 1973. The Coming of Postindustrial Society: a venture in social forecasting. New York: Basic Books
  6. Martin, William. 1995. The Global Information Society. England: Aslib Gower

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI

(SUATU KAJIAN TEORI)

Oleh :

Diana Rahmawati

(Staf Pengajar FISE Universitas Negeri Yogyakarta)

Abstrak

Teknologi informasi meliputi teknologi komputer dan teknologi komunikasi yang digunakan untuk memproses dan menyebarkan informasi baik bersifat finansial maupun non finansial. Investasi di bidang teknologi informasi membutuhkan dana yang besar dan akan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Besarnya dana yan dikeluarkan tersebut mengharuskan organisasi untuk memanfaatkan teknologi informasi secara optimal. Pemanfaatan teknologi informasi secara efektif dapat dilakukan jika tiap individu dalam organisasi dapat memanfaatkan teknologi tersebut dengan baik. Artikel ini memberikan penjelasan mengenai faktor-faktor apa sajakah yang berpengaruh terhadap pemanfaatan teknologi informasi dengan melakuakan kajian secara teoritis.

Berdasarkan kajian teori dan telaah terhadap hasil-hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan pemanfaatan teknologi informasi diperoleh enam faktor yang mempengaruhi pemanfaatan teknologi informasi yaitu: faktor social, faktor affect, faktor kompleksitas, kesesuaian tugas, faktor konsekuensi jangka panjang dan faktor kondisi yang memfasilitasi.

Kata Kunci : Teknologi Informasi, Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Faktor-Faktor Pemanfaatan Teknologi Informasi

A. Pendahuluan

Kebutuhan akan informasi yang cepat, andal dan akurat dalam kondisi lingkungan yang penuh dengan ketidakpastian mutlak diperlukan. Kebutuhan tersebut dapat dipenuhi jika perusahaan melakukan investasi dibidang teknologi informasi. Sabherwal dan King (1991); Grover dan Goslar (1993) membuktikan secara empiris bahwa teknologi informasi merupakan sarana untuk mengurangi ketidakpastian lingkungan organisasi. Investasi dibidang teknologi informasi dalam suatu organisasi sebagian besar bertujuan untuk dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap kinerja individual anggota organisasi dan institusiya. Penelitian Mahmood dan Mann (1993); Barua et al (1995): Brynjofsson dan Hitt (1996); Mitra dan Chaya (1996); Rai et al (1997) memberikan bukti secara empiris bahwa investasi di bidang teknologi informasi memberikan kontribusi terhadap kinerja dan produktivitas suatu organisasi.

Teknologi informasi khususnya teknologi komputer sangat berpotensi untuk memperbaiki performa individu dan organisasi, karenanya banyak pengambil keputusan menginvestasikan dana untuk teknologi informasi. Tetapi harus disadari bahwa investasi di bidang teknologi informasi membutuhkan dana yang besar. Roach (1991) dan Strassman (1996) memberikan bukti bahwa investasi dibidang teknologi informasi membutuhkan dana yang besar dan akan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Besarnya dana yang dikeluarkan perusahaan dalam investasi dibidang teknologi informasi mengharuskan organisasi memanfaatkan teknologi informasi secara optimal. Menurut Teddy Jurnali (2001), besarnya dana yang diinvestasikan dan kemungkinan timbulnya resiko dalam pemanfaatan teknologi informasi khususnya pengembangan sistem informasi pada suatu organisasi menyebabkan pengembang sistem informasi perlu memahami faktor-faktor yang dapat mengarahkan anggota organisasi untuk menggunakan sistem informasi secara efektif. Para manajer dan pegawai operasional harus dapat menggunakan aplikasi-aplikasi yang tersedia, mempelajari secara langsung aspek perangkat keras dan perangkat lunak serta mengadopsi teknologi informasi sesuai dengan kebutuhan tugasnya. Pemakaian sistem informasi oleh seluruh anggota merupakan salah satu pengukur kesuksesan pengembangan sistem informasi pada organisasi yang bersangkutan.

Teknologi informasi dapat dimanfaatkan secara efektif jika anggota dalam organisasi dapat menggunakan teknologi tersebut dengan baik. Oleh karena itu adalah sangat penting bagi anggota organisasi untuk mengerti dan memprediksi kegunaan sistem tersebut. Return terhadap investasi dibidang teknologi informasi tersebut akan kecil jika pegawai gagal untuk menerima teknologi tersebut atau memanfaatkannya secara maksimal sesuai dengan kapabilitasnya (Lucas dan Spitler, 1999). Pemahaman terhadap pemanfaatan teknologi informasi dapat dilakukan dengan mengerti faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pemanfaatan teknologi informasi tersebut. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor apa saja yang dapat berpengaruh terhadap pemanfaatan teknologi informasi khususnya teknologi komputer berdasarkan kajian teori dan penelitian-penelitian sebelumnya yang relevan. Pembahasan dimulai dengan tinjauan pustaka mengenai apa itu teknologi informasi dilanjutkan dengan teori yang mendasarinya, pemanfaatan teknologi informasi dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya termasuk didalamnya penelitian-penelitian sebelumnya.


B. Teknologi Informasi

Teknologi informasi meliputi teknologi komputer (computing technology) dan teknologi komunikasi (communication technology) yang digunakan untuk memproses dan menyebarkan informasi baik itu yang bersifat finansial atau non finansial (Bodnar dan Hopwood, 1995). Sehingga dapat dikatakan bahwa Teknologi informasi adalah segala cara atau alat yang yang terintegrasi yang digunakan untuk menjaring data, mengolah dan mengirimkan atau menyajikan secara elektronik menjadi informasi dalam berbagai format yang bermanfaat bagi pemakainya.

Investasi terhadap teknologi informasi dibutuhkan untuk menghasilkan informasi secara cepat, tepat, cermat dan lengkap baik itu informasi internal maupun informasi eksternal dan untuk memperoleh keunggulan bersaing, akan tetapi investasi tersebut membutuhkan dana yang besar serta mempunyai resiko dan ancaman kerugian dari penerapan teknologi nformasi itu sendiri. Untuk membuat keputusan yang lebih efektif dan informative, pengembang sistem perlu memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan teknologi informasi tersebut (Jackson et al, 1997). Pemahaman secara lengkap dari suatu sistem merupakan kunci dari efektifitas penggunaan sistem tersebut, sehingga kegagalan dari suatu sistem disebabkan karena kurangnya pemahaman terhadap sistem tersebut oleh para pegawai/karyawan (Mortensen, 1988). Untuk dapat memahami dengan baik hubungan antara teknologi informasi dengan kinerja individu, Sugeng dan Nur indriantoro (1998) berpendapat bahwa perlu adanya model teoritis komprehensif yang kuat dimana didalamnya tercakup variable-variabel yang secara signifikan menjadi predictor langsung maupun tak langsung bagi kinerja individu. Dalam Theory of Reasoned Action dari Fishbein dan Ajzen (1975) menyatakan bahwa perilaku seseorang adalah perkiraan dari intensitas dan tindakannya dimana seseorang akan menggunakan teknologi informasi jika hal itu bermanfaat dan meningkatkan kinerjanya dan begitu pula sebaiknya. Ficher (1996 dalam Silvia, 2001) menyatakan bahwa manfaat teknologi informasi baru dapat dirasakan jika pengguna teknologi informasi tersebut “menyadari” manfaatnya. Disamping itu, perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat dalam lingkungan kerja menyebabkan pemanfaatan teknologi informasi menjadi masalah yang mndesak.

C. Pemanfaatan Teknologi Informasi

Istilah system informasi meliputi pemanfaatan teknologi informasi bagi para manajer.Thompson et al (1991; 1994) mendefinisikan pemanfaatan teknologi sebagai manfaat yang diharapkan oleh pengguna sistem informasi dalam melaksanakan tugasnya dimana pengukurannya berdasarkan pada intensitas pemanfaatan, frekuensi pemanfaatan dan jumlah aplikasi atau perangkat lunak yang digunakan. Sedangkan Teddy Jurnali (2001) berpendapat bahwa pemanfaatan teknologi berhubungan dengan perilaku dalam menggunakan teknologi tersebut untuk melaksanakan tugasnya. Teori sikap dan perilaku (theory of attitudes and behavior) dari Triandis (1980) menyatakan bahwa pemanfaatan teknologi informasi khususnya komputer personal (PC : Personal computer) oleh pekerja yang memiliki pengetahuan dilingkungan yang dapat memilih (optional), akan dipengaruhi oleh perasaan individu (affect) terhadap pemakaian PC, norma sosial (sosial norms) dalam tempat kerja yang memperhatikan pemakaian PC, kebiasaan (habit) sehubungan dengan pemakaian computer, konsekuensi individual yang diharapkan (consequencies) dari pemakaian PC dan kondisi yang memfasilitasi (facilitating conditions) dalam lingkungan yang kondusif dalam pemakian PC.

Thompson et al (1991) melakukan pengujian terhadap sebagian model pemanfaatan PC dengan menggunakan teori sikap dan prilaku dari Triandis. Hasil pengujian tersebut menunjukkan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara faktor sosial dan pemanfaatan, terjadi hubungan yang tidak signifikan antara affect dan pemanfaatan, hubungan yang negatif antara kompleksitas (complexity) dan pemanfaatan, serta adanya hubungan positif antara kesesuaian tugas (job fit) dan pemanfaatan . Selain itu, penelitian Thompson et al (1991) juga menemukan adanya hubungan yang signifikan antara konsekuensi jangka panjang (long term consequences) dengan pemanfaatan dan hubungan antara kondisi yang memfasilitasi (facilitating conditions) dengan pemanfaatan menunjukkan hubungan yang negatif dan lemah.

Berdasarkan kerangka berpikir yang dibangun oleh Thompson (1991) tersebut diatas maka terdapat enam faktor yang mempengaruhi pemanfaatan teknologi informasi adalah faktor sosial, affect, kompleksitas, kesesuaian tugas, konsekuensi jangka panjang dan kondisi yang memfasilitasi. Berikut ini pembahasan mengenai keenam faktor dan hasil penelitian-penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan keenam faktor tersebut.

  1. Faktor Sosial

Triandis (1980) mendefinisikan faktor sosial sebagai internalisasi individu dari referensi kelompok budaya subyektif dan mengkhususkan persetujuan antar pribadi bahwa individu telah berusaha dengan yang lain pada situasi sosial khusus. Budaya subyektif berisi norma (norm), peran (role) dan nilai-nilai (values). Faktor sosial yang mempengaruhi pemanfaatan teknologi informasi yang dikembangkan oleh Thompson et al (1991) mencakup pernyataan tentang:

a. banyaknya rekan kerja yang menggunakan teknologi nformasi khususnya teknologi komputer dalam melaksanakan tugas/pekerjaan harian

b. Terdapatnya manajer senior/atasan yang membantu/ mendorong baik dalam memperkenalkan maupun dalam memanfaatkan teknologi informasi.

c. perusahaan sangat membantu dalam pemanfaatan/penggunaan teknologi informasi.

Davis et l (1989) mengemukakan bahwa hubungan antara norma sosial dengan penggunaan/pemanfaatan teknologi informasi adalah tidak signifikan. Sedangkan Thompson et al (1991) menemukan bahwa faktor sosial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pemanfaatan komputer yang konsisten dengan teori Triandis (1980). Di Indonesia Rahmi Qadri (1997) dan Thai Fung Jin (2002) menemukan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara faktor sosial dengan pemanfaatan teknologi informasi.

  1. Faktor Affect

Triandis (1980) menjelaskan faktor affect sebagai perasaan gembira, kegirangan hati, kesenangan atau depresi, kemuakan, ketidaksenangan dan benci yang berhubungan dengan individu tertentu dalam pemanfaatan teknologi informasi. Menurut Ghoodhue (1988), kebanyakan peneliti system informasi tidak membuat jarak antara komponen affective dari sikap (yang memiliki suatu konotasi suka atau tidak suka) dengan komponen kognitif atau keyakinan (informasi yang di pegang seseorang tentang suatu obyek, isu atau person). Lucas (1978) menggunakan komponen kognitif campuran dan mempengaruhi pertanyaan untuk mengukur konstruk sikap tunggal. Kontroversi terjadi antara peneliti yang mengakui perbedaan antara affective dengan komponen kognitif. Bunkrant dan Page (1982) menyarankan meskipun mungkin terdapat justifikasi secara teori mengenai pemisahan kognitif dari komponen affective, namun ketika digunakan untuk pengukuran, keduanya hendaknya diperlakukan sebagai suatu konstruk yang sama. Thompson et al mengembangkan instrumen untuk mengukur faktor Affect dari pemanfaatan teknologi informasi yang mencakup tiga pernyataan yaitu :

a. pekerjaan yang dilakukan menjadi lebih menarik dan mudah jika memanfaatkan teknologi informasi

b. adanya perasaan yng lebih senang bekerja jika menggunakan teknologi informasi khususnya teknologi komputer

c. teknologi informasi khususnya teknologi komputer dapat bermanfaat untuk beberapa jenis pekerjaan tetapi tidak bermanfaat untuk jenis pekerjaan yang ingin dilakukan (pernyataan negative/sebaliknya).

Thompson et al (1991) menemukan bahwa affect tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pemanfaatan teknologi informasi, sedangkan Davis et al (1989) menemukan pengaruh yang sigifikan antara affect dengan pemanfaatan teknologi informasi yang didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Rahmi Qadri (1997). Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Thai Fung Jin (2002) konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Thompson et al (1991) bahwa affect tidak memiliki pengaruh yang sisgnifikan dengan pemanfaatan teknologi. Hal tersebut juga konsisten dengan teori Triandis (1980).

  1. Faktor Kompleksitas

Kompleksitas didefinisikan sebagai tingkat inovasi yang direasakan seperti sukar secara relatif untuk memahami dan menggunakan (Rogers dan Shoemaker, 1971 dalam rahmi Qadri, 1997). Thompson et al (1991) mengembangkan empat pertanyaan untuk mengetahui pengaruh antara kompleksitas dengan pemanfaatan teknologi informasi yaitu :

a. Pemanfaatan teknologi informasi dalam pelaksanaan tugas harian/pekerjaan menyita banyak waktu

b. Bekerja dengan teknologi informasi itu sangat rumit sehingga sulit untuk mengerti dan memahami cara pemanfaatannya.

c. Menggunakan teknologi informasi khususnya teknologi computer untuk memasukkan data, banyak menyita waktu

d. Membutuhkan waktu yang lama bagaimana memanfaatkan teknologi informasi.

Penelitian yang dilakukan oleh Tornatzky dan Klein (1982) menemukan bahwa semakin komplek inovasi yang dilakukan pada suatu teknologi infomasi makan akan semakin rendah tingkat adopsi atau penerimaannya. Jika pemanfaatan teknologi informasi dapat ditunjukkan dalam konteks adopsi inovasi, maka hasil dari penelitian tersebut mengemukakan adanya hubungan antara kompleksitas denngan pemanfaatan. Thompson et al (1991) juga mengemukakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dan negatif antara kompleksitas dan pemanfaatan teknologi informasi.

  1. Faktor Kesesuaian Tugas

Thompson et al (1991) menjelaskan bahwa kesesuaian tugas berhubungan dengan sejauhmana kemampuan individual menggunakan teknologi informasi untuk meningkatkan kinerja individual dalam melaksanakan tugas. Hubungan antara kesesuaian tugas dengan pemanfaatan teknologi informasi mempunyai dukungan secara empiris. Thompson et al (1991) juga mengembangan enam pertanyaan untuk mengetahui pengaruh kesesuaian tugas dengan pemanfaatan teknologi informasi. Keenam pertanyaan tersebut antara lain :

a. memanfaatkan teknologi informasi tidak mempengaruhi kinerja pekerjaan (pertanyaan negatif yang nantinya skorenya dibalik)

b. Dengan memanfaatkan teknologi informasi dapat mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan.

c. Memanfaatkan teknologi informasi dapat meningkatkan kualitas pekerjaan.

d. Memanfaatkan teknologi informasi dapat meningkatkn efektifitas pekerjaan

e. Jumlah output yang dihasilkan akan meningkat jika memanfaatkan teknologi informasi

f. Menggunakan teknologi informasi dapat membantu dalam penyelesaian tugas.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Tornatsky dan Klein (1982) menemukan bahwa suatu inovasi mungkin diadopsi ketika inovasi sesuai dengan tanggung jawab kerja individu. Davis et al (1989) menyatakan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara kesesuaian tugas dengan pemanfaatan teknologi informasi. Hal tersebut juga didukung oleh Thompson et al (1991) yang menemukan adanya pengaruh yang signifikan antara kesesuaian tugas dengan pemanfaatan teknologi informasi.

5. Faktor Konsekuensi Jangka Panjang

Konsekuensi jangka panjang didefinisikan sebagai hasil yang diperoleh dimasa datang, seperti peningkatan fleksibilitas, merubah pekerjaan atau peningkatan kesempatan bagi pekerjaan yang lebih berarti. Untuk mengetahui pengaruh faktor konsekuensi jangka panjang dengan pemanfaatan teknologi informasi Thompson et al (1991) mengembangkan enam instrumen yaitu:

g. menggunakan teknologi informasi menjadikan pekerjaan lebih menantang

h. menggunakan teknologi informasi akan meningkatkan kesempatan untuk mendapatkan tugas yang lebih disukai dimasa mendatang.

i. Menggunakan teknologi informasi membuat pekerjaan lebih bervariasi

j. Menggunakan teknologi informasi akan meningkatkan kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih penting sehingga dapat menerapkan kemampuan yang dimiliki

k. Menggunakan teknologi informasi akan meningkatkan kesempatan untuk melakukan tugas yang berbeda

l. Menggunakan teknologi informasi dapat meningkat kesempatan untuk meraih posisi yang lebih baik.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Beatty (1986 dalam Thai Fung Jin, 2002) menemukan hubungan positif yang kuat antara konsekuensi jangka panjang dengan pemanfaatan teknologi informasi. Thompson et al (1991) juga menemukan hasil yang sama. Terdapat beberapa pengecualian pada beberapa individu yaitu motivasi untuk mengadosi dan menggunakan teknologi informai mungkin berhubungan lebih banyak dengan perencanaan pada masa datang daripada menunjukkan kebutuhan sekarang.

  1. Faktor Kondisi Yang Memfasilitasi

Kondisi yang memfasilitasi didefinisikan sebagai factor obyektif diluar lingkungan yang memudahkan pemakai dalam bertindak/bekerja (Triandis, 1980). Dalam konteks pemanfaatan teknologi informasi dukungan terhadap pemakai merupakan salah satu tipe dari kondisi yang memfasilitasi yang dapat mempengaruhi pemanfaatan teknologi informasi. Schlutz dan Slevin (1975) membuktikan bahwa dukungan atau penolakan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pemanfaatan. Hal ini didukung oleh Robey (1979) yang menemukan adanya kolerasi positif antara dukungan/penolakan dengan pemanfaatan suatu sistem. Sedangkan Thompson et al (1991) menemukan tidak adanya hubungan yang positif antara kondisi yang mendukung dengan pemanfaatan teknologi informasi. Penelitian yang dilakukan oleh Thai Fung Jin (2002) juga mendukung penelitian Thompson et al (1991).

D. Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas dan hasi-hasil penelitian sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Teknologi informasi meliputi teknologi komputer (computing technology) dan teknologi komunikasi (communication technology) yang digunakan untuk memproses dan menyebarkan informasi baik itu yang bersifat finansial atau non financial.

2. Pemanfaatan teknologi informasi adalah manfaat yang diharapkan oleh pengguna sistem informasi dalam melaksanakan tugasnya dimana pengukurannya berdasarkan pada intensitas pemanfaatan, frekuensi pemanfaatan dan jumlah aplikasi atau perangkat lunak yang digunakan.

3. Berdasarkan teori yang dikemukan oleh Triandis (1980), kerangka berpikir dari penelitian Thompson et al (1991) dan hasil-hasil penelitian sebelumnya, maka terdapat enam faktor yang mempengaruhi pemanfaatan teknologi informasi yaitu faktor sosial, Affect, kompleksitas, kesesuaian tugas, konsekuensi jangka panjang dan kondisi yang memfasilitasi.

4. Faktor sosial berkaitan dengan internalisasi individu dari referensi kelompok budaya subyektif dan mengkhususkan persetujuan antar pribadi bahwa individu telah berusaha dengan yang lain pada situasi sosial khusus. Budaya subyektif berisi norma (norm), peran (role) dan nilai-nilai (values). Faktor affect sebagai perasaan gembira, kegirangan hati, kesenangan atau depresi, kemuakan, ketidaksenangan dan benci yang berhubungan dengan individu tertentu dalam pemanfaatan teknologi informasi. Kompleksitas didefinisikan sebagai tingkat inovasi yang direasakan seperti sukar secara relatif untuk memahami dan menggunakan. Kesesuaian tugas berhubungan dengan sejauhmana kemampuan individual menggunakan teknologi informasi untuk meningkatkan kinerja individual dalam melaksanakan tugas. Konsekuensi jangka panjang didefinisikan sebagai hasil yang diperoleh dimasa datang, seperti peningkatan fleksibilitas, merubah pekerjaan atau peningkatan kesempatan bagi pekerjaan yang lebih berarti. Kondisi yang memfasilitasi didefinisikan sebagai faktor obyektif diluar lingkungan yang memudahkan pemakai dalam bertindak/bekerja

Daftar Pustaka

Barua, Krebel dan Mukhopaddhyay. (1995). Information Technologies and Business Value : An Analytic and Empirical Investigation. Information System Research. March 1995

Bodnar dan Hopwood. (1995). Accounting Information System. Prentice Hall Inc. 1995

Bryjolfsson dan Hitt. (1996). Paradox Lost? Firm Level Evidence on Return to Information System. Management Science. 1996

Burnkrant dan Page. (1982). An Examination of Discriminant and Predictive Validity of Fishbein’s Behavioral Intention Model. Journal of Marketing Research. November 1982

Davis F.D. (1989). Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use and User Acceptance of Information Technology. MIS Quarterly. September 1989.

Davis F.D, Bagozzi Richard P dan Warshaw Paul R. (1989). User Acceptance of Computer Technology : A Comparison of Two Theoritical Model. Management Science. August 1989.

Fishbein dan Ajzen. (1975). Belief Attitude, intentions and Behavior : An Introduction to Theory and Reserch. Addison-Wissley. Boston. Ma. 1975.

Goodhue Dale dan Thompson Ronald. (1995). Task Technology Fit and Individual Performance. MIS Quarterly. June 1995.

Grover dan Goslar. (1993). The Initiation, Adoption and Implementation of Telecommunications Thecnologies in US Organization. Journal of Management Information System. Vol 10. 1993.

Jackson,Simeon dan Leitch Robert. (1997) Toward an Understanding of the Behavioral Intention to Use an Information System. Decision Sciences. Spring 1997.

Lucas Hernt C. (1978). Empirical Evidence for A Descriptive Model of mplementation. MIS Quarterly. June 1978.

Lucas Hernt C dan Spitler VK. (1999). Technology Use and Performance : A field Study of Broker Workstation. Decisions Scinces. Spring 1999.

Maahmod Mo Adam dan Mann Gary. (1993). Special Issue : Impact of Information Technology Investment on Organizational Performance. Journal of Management Information System. 1993

Mitra Sabyasachi dan Chaya Antonie Karim. (1996). Analyzing Cost Effectiveness of Organizations : The Impact of Organization Technology Spending. Journal of Management Information System. Fall. 1996.

Mortensen Erick. (1988). Personal Computers : Tools Par Excellence. The office. August 1988.

Rahmi Qadri. (1997). Pengaruh Faktor Sosial, Affect, Konsekuensi yang dirasakan dan Kondisi yang Memfasilitasi terhadap Pemanfaatan Komputer. Tesis S2 UGM. 1997.

Rai A Patnayakuni R dan Patnayakuni N. (1997). Technology Investment and Business Performance. Communication of the ACM. 1997.

Rifa Dandes. (1998). Pengaruh Faktor Demografi dan Personality terhadap Keahlian dalam End User Computing (EUC). Tesis S-2 UGM. 1998.

Roach S. (1991). Service Under Siege : The Restructuring Imperative. Harvard Business Review. September-Oktober. 1991

Robey D. User Attitudes and Management Information System Use. Academy of Management Journal. September 1979.

Sabherwal R and William King. (1992). Decision Processes for Developing Strategic. Application of Information of Information system : A Contingency Approach. Decision Science. 1992.

Schultz dan Slevin. (1975). Implementation and Organizational Validity : An empirical Investigation. Implementating Operation Research Management Science. New York. 1975

Strassman Paul.(1996). Spending without Result. Computerworld.April 1996

Sugeng dan Nur Indriantoro. (1998). Peran Faktor Kecocokan Tugas-Teknologi dalam Memperoleh Pengaruh Positif Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Individual. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. 1998.

Sylvia. (2001). Pemanfaatan Teknologi Audit Untuk Mencapai Efektifitas Audit dan Efisiensi Biaya. Kompak. Januari 2001

Teddy Jurnali. (2001). Analisis Pengaruh Faktor Kesesuaian Tugas-Teknologi dan Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Akuntan Publik. Simposium Nasional Akuntansi IV. 2001

Thai Fung Jin. (2002). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Akuntan Publik. Tesis S-2 UGM. 2002.

Thompson Ronald, Christoper A and Howell Jane. (1991). Personal Computing : Toward a Conceptual Model of Utilization. MIS Quarterly. March 1991

Thompson Ronald, Christoper A and Howell Jane. (1994). Influence of Experience on Personal Computer Utilization : testing A Conceptual Model. Journal of Management Information Systems. 1994

Tornatzky dan Klein. (1982). Innovation Characteristics and Innovation Adoption-Implementation : A meta Analysis of Findings. IEEE Transaction on Engineering Management. February 1982.

Triandis HC. (1980). Values, Attitudes and Interpersonal Behavior. University of Nebraska Press. Lincoln. NE. 1980.